Sunday 8 November 2015

Resiko di Dunia AgroBisnis Pertanian ( Hidroponik )

Kebun Hidroponik Lettuce mengalami Bolting

  Setelah saya menulis tentang Prospek Dunia Agro Bisnis Pertanian Hidroponik, sekarang saya tulis tentang Resiko nya.
Tulisan ini agar kita bisa memperhitungkan dengan matang sebelum masuk ke dunia Agro Bisnis, terutama di pertanian Hidroponik.

Resiko itu diantaranya:
1. Kondisi Cuaca yang punya Suhu Ekstrim.
2. Managemen Perawatan Kebun yang tidak baik.

Masih banyak yang lain, tapi saya tulis itu saja sebagai gambaran, untuk selanjutnya silahkan di baca di bawah ini.



   Di foto diatas artikel, adalah Musibah yang terjadi di salah satu kebun milik Agro Gemilang yang ada di Purwodadi ( jalan arah ke Nongko Jajar ), karena Iklim yang Suhu nya tinggi yang terjadi pada bulan November 2014, menyebabkan Tanaman jenis Lettuce mengalami Bolting.
Bolting adalah mekanisme tanaman untuk melindungi dirinya dari suhu panas yang melebihi batas ambang daya tahan tanaman itu, biasanya membuat rasa tanaman menjadi pahit dan tanaman akan tumbuh memanjang (tangkai dan batang ), dan warna daun akan berubah.

info saja
,
- Agro Rejeki Gemilang adalah milik Pak Tatag Hadi dan Pak Dzaelani, mereka Petani besar yang bergerak di Kebun Tanaman Hias dan Kebun Hidroponik.
Mereka punya Kebun Hidroponik tersebar di Pulau Jawa, Kalimantan, Batam, Bali, dst




Kondisi Kebun yang salah Managemen Tanaman - 1
Kondisi Kebun yang salah Managemen Tanaman - 2
 
   Di dua foto diatas adalah contoh dari Resiko Penanganan Tanaman yang tidak baik, ini bisa menyebabkan hasil panen yang kurang baik atau Gagal Panen,
Pak Tatag Hadi diatas memposting kondisi salah satu Kebun Hidroponik Tomat nya, sengaja di Posting untuk memberi pengetahuan tentang resiko dalam ber Agro Bisnis.
Foto yang kedua adalah Komentar dari Postingan kesatu.

  Penting untuk memilih Tukang Kebun/Petani yang paham akan tanaman yang di tanam.
Bahkan ada petani besar bernama Pak Venta, saya amati dia menyemai, memindah tanaman dan memanen sendiri meski kadang di bantu pegawai nya juga.
Pak Kunto Heriwibowo dan istrinya Bu Gita Soraya juga selalu di kebun nya yang terdekat dengan rumahnya, dan juga memiliki jadwal mengunjungi kebun nya yang lain.

   Saat kebun kita sudah besar dan banyak, kita tidak boleh lepas tangan.
Kita harus tetap mengontrol dan mengawasi, serta ikut terjun di lapangan juga.

info saja,
- Pak Venta adalah pemilik dari Kebun Hidroponik besar yang ada di Surabaya dan Sidoarjo, sampai saat ini saya tulis artikelnya, dia punya 3 kebun hidroponik.
hanya satu tahun setelah membuka lahan dengan menghancurkan rumah di daerah ketintang, dia sudah bisa membuka dua kebun lagi di daerah wage.
- Pak Kunto Heriwibowo adalah salah satu Petani dan Pakar Hidroponik di indonesia yang punya kebun di jawa, batam dan kalimantan, serta banyak kebun yang kerjasama dengan beliau di banyak tempat.



   Tulisan saya yang terakhir adalah tentang Resiko serangan Pythium (Pantogen penyebab penyakit Fusarium) dan Alga (lumut) yang terjadi di Kebun Damar Farm,
Ini terjadi karena salah managemen kebun juga.
Jadi kasus nya dari Lumut yang di biarkan dan bekembang biak dengan banyak, lalu algae tersebut tumbuh di rockwoll dan akar akar tanaman Selada Keriting nya.
Akibatnya akar tidak bisa menyerap nutrisi dari air , yang lama lama akar tanaman banyak yang mati, tanaman menjadi tidak sehat sehingga di serang pantogen Pythium yang menyebabkan tanaman mati.

  Pak Damar (Pemilik Damar Farm) dalam perjalanan nya bertani hidroponik selama bertahun tahun, baru kali ini mengalami musibah ini.
Dia termasuk Petani Hidroponik Besar di Magelang.
Punya banyak kebun dengan Sistem yang banyak variasi nya, mulai fertigasi tomat, buncis, lalu Sistem NFT dan Sistem Rakit Apung.

  Pada kasus Damar Farm ini, telah menyebabkan terhentinya pasokan selama 1 bulan lebih.
Sehingga banyak pelanggan yang terpaksa perlu di carikan solusi, jadi hanya karena masalah lumut.
Harus pusing membersihkan seluruh sistem, semai lagi, dan mengurusi pelanggan pelanggan nya.

Masalah Lumut di Kebun Damar Farm - 1

Masalah Lumut di Kebun Damar Farm - 2

Semoga membantu.  ^_^

Sunday 25 October 2015

Sistem Fertigasi untuk tanaman Tomat

Kali ini saya menulis artikel tentang Sistem Fertigasi di dalam pertanian hidroponik,
Artikel ini bersumber dari forum kaskus, dan di tulis oleh Marutoklopokono (Pak Ardy), berdasarkan pengalaman dia di kebun hidroponik miliknya di Lembang.
Artikel ini saya edit seperlunya untuk menambahkan informasi.


Kebun Hidroponik Tomat sistem Fertigasi milik Pak Huda di Nongkojajar, kota Malang.
Didalam foto dari kiri adalah Pak Tosin Glio, Pak Tatag Hadi dan Pak Huda.

Disclaimer/Peringatan :
1. Apa yang ane share di sini hanyalah contoh, sekedar sharing apa yang ane lakukan di kebun,
jangan dijadikan patokan atau bahkan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Kondisi kebun kita berbeda-beda Om/Tante sekalian.
Jadi temukan yang paling pas di situ.

2. Yang ane kasih contoh memang hanya Tomat saja, karena Tomat sedikit lebih kompleks daripada Cabe, dll.
Menurut ane kalau lulus di Tomat maka nanem yang lain semoga bisa lancar.

3. Penyiraman ane lakukan 3 kali sehari jam 8 pagi, jam 12 siang, jam 5 sore, masing-masing 200 ml larutan.  ( Dengan menyeting Timer pada Jam 08:00, 12:00 dan 17:00 )
Ane pesen aja lakukan penyiraman secara konsisten.
kalau 2 kali sehari ya 2 kali terus, kalau 3 kali ya 3 kali terus sampai panen.
Tomat itu sensitif terhadap perbedaan kuantitas penyiraman.
Jangan sampai kalau gak sempet nyiram gak disiram sama sekali, kalau pas semangat nyiram nyiramnya sampai 5 kali sehari pompa dijalanin.
Jadi yang dimainin TDS-nya, jangan kuantitas penyiramannya.
Ane gak gunakan sistem continue, tapi Timer.
Karena beberapa penyakit Tomat timbul salah satunya karena ketidak konsistenan penyiraman.

Ane membagi penanaman Tomat dalam 4 Fase yang berbeda.
Kalau ada yang membagi menjadi 3 atau atau bahkan cuma 2, dipersilahkan.
Semua punya alasan masing-masing berdasarkan pengamatan kebutuhan dan kondisi lingkungan kebun.

Selanjutnya, mari kita bahas mengenai Fase Fase tersebut.
Silahkan di baca sampai akhir dan di simak.



- Fase ke Satu - Vegetatif I
Fokus :Pertumbuhan Akar Batang Daun
Usia : 1 HST - 20 HST
Nutrisi : Vegetatif (Baca penjelasan di bawah artikel)
TDS Larutan Nutrisi : 1100 ppm
pH : 5,5 - 6,5

Penjelasan singkat :
Pada tahap ini sederhana saja, mulai dari pemindahan tanaman muda ke instalasi produksi. Fase ini berakhir ketika kita mulai menemukan cabang yang tepat untuk kita besarkan (karena ane melakukan budidaya dengan sistem double stem bukan single stem).

Data Foto Tanaman
Usia : 4 HST
Varietas : Momotaro
Seeds Company : TAKII JAPAN



Tanaman Tomat masa Vegetatif pertama


- Fasa kedua - Vegetatif II
Fokus :Penyempurnaan Postur Tanaman
Usia : 21 HST - 45 HST
Nutrisi : Vegetatif (Baca penjelasan di bawah artikel)
TDS Larutan Nutrisi : 1900 ppm
pH : 5,5 - 6,5

Penjelasan singkat :
Tahap ini merupakan fase penyempurnaan kedua stem tanaman menjadi sama besar pertumbuhannya, dan berakhir ketika mulai muncul cluster bunga kedua di masing-masing stem (cluster bunga pertama di kedua stem dipotong untuk mematangkan fase Vegetatif).

Data Foto Tanaman
Usia : 40 HST
Varietas : Garincha
Seeds Company : ENZA ZADEN

Tanaman Tomat masa Vegetatif kedua



- Fasa ketiga - Generatif I
Fokus :Penyempurnaan Cluster Buah
Usia : 46 HST - 74 HST
Nutrisi : Generatif (Baca penjelasan di bawah artikel)
TDS Larutan Nutrisi : 2700 ppm
pH : 5,5 - 6,5

Penjelasan singkat :
Tahapan ini tanaman fokus pada polinasi dan pematangan cluster buah. Tahapan ini berakhir ketika minimal 2 cluster buah paling bawah dari tiap stem yang ada sudah mengalami polinasi sempurna, sehingga bunga yang ada sudah berubah menjadi bakal buah yang berkembang baik.

Data Foto Tanaman
Usia : 64 HST
Varietas : Mini Santa
Seeds Company : ENZA ZADEN

Tanaman Tomat masa Generatif pertama


- Fasa ke empat - Generatif II
Fokus :Pembesaran dan Pematangan Buah
Usia : 75 HST ke atas
Nutrisi : Generatif  (Baca penjelasan di bawah artikel)
TDS Larutan Nutrisi : 3500 ppm
pH : 5,5 - 6,5

Penjelasan singkat :
Tahap ini adalah tahapan paling akhir terus sampai panen.

Data Foto Tanaman
Usia : 77 HST
Varietas : Vernal Beef
Seeds Company : ENZA ZADEN





Tambahan:


- Nutrisi khusus Vegetatif, biasa di sebut Nutrisi Sayuran Daun, ini untuk memaksimalkan pertumbuhan Daun tanaman.
Ini masih di pisah lagi, ada Nutrisi khusus Lettuce.
Meski pakai yang umum khusus Sayuran Daun sudah bagus.

- Nutrisi khusus Generatif, biasa di sebut Nutrisi Sayuran Buah, ini untuk memaksimalkan pertumbuhan Buah tanaman.
Ini masih di pisah lagi, ada Nutrisi Khusus Generatif Buah Tomat, Buah Melon, Buah Paprika, Buah Cabe, dst


- Perbandingan antara Nutrisi khusus Tomat dengan Nutrisi buah umum menurut Pak Ardy setelah di test di kebun nya (Ini berlaku tidak pada jenis Indigo Rose saja, tapi buat Tomat jenis lain juga), adalah:
Hasil yang sudah saya amati selama ini kalau mau maksimal, kalau pakai Nutrisi buah umum gunakan komposisi biasa (5-5-1) pas fase vegetatif 275 ml dan pas fase generatif 300 ml. Lumayan sampai panen dapet 4 kiloan per pohon (Tomat sayur Hybrid).
Jika pakainya Nutrisi khusus Tomat biasa pakainya 250 ml pas vegetatif dan 275 ml pas generatif. Lumayan panen keluar 5 sampai 6 kiloan per pohon (Tomat sayur Hybrid).
Jika pakai Nutrisi Spesifik Tomat Advance yang sudah dipisahin vegetatif generatif, pakainya lempeng aja dari fase vegetatif sampai generatif tetep 250 ml gak usah mikir lagi. Yang ini karena standar industri pasti keluarnya sekitar 8 sampai 9 kiloan per pohon (Tomat sayur Hybrid, sistem tanam 2 cabang, 10 cluster bunga dengan 8 buah per cluster). Farming Proven !!! (Sudah di buktikan di Kebun)
Baik jumlah 250 ml, 275 ml atau 300 ml kalau bisa diberikan selama 4 sampai 5 jam Om, bisa langsung (kalau pompanya kuat) atau diselingi 1 jam supaya pompa ada jedanya jadi gak cepet jebol.


 Komposisi medianya, dalam skala hobi bisa pakai yang advance seperti vermiculite perlite, hydroton, pakis, moss dan lain-lain. 
Yang konvensional dan biasa dipakai untuk skala industri masal adalah sekam bakar + cocopeat. 
Atur perbandingannya biasanya 3 banding 1, alias 3 sekam 1 cocopeat. 
Jangan kebalik atau dibikin 1 banding 1 soalnya cocopeat menahan air sifatnya, air gak cepet keluar, 
jadi bakalan terlalu asam medianya kalau pakai 1 banding 1.

- Hati hati dalam memilih Cocopeat, jangan memakai Cocopeat dari Buah Kelapa yang tanaman nya tumbuh dekat pantai , karena cocopeat nya mengandung Garam.
Ini akan mengacaukan tanaman. 


- Diperhitungkan juga kapasitas power Pompa, karena kalau kegedean maka Stick Dripper bisa copot dari selang HDPE 5 mm dan mancur kemana-mana.

Keberhasilan fase vegetatif tidak bisa langsung terlihat dari morfologi tanaman yang kelihatan saja. 
Misal ada yang bilang kalau daunnya lebar-lebar, jarak antar dahan daun rapat, batang besar, dan warna menghijau sempurna. 
Tanaman terlihat sehat seperti ini belum tentu bisa dianggap fase vegetatifnya berhasil, 
karena kalau hanya mau daun rimbun dan morfologi tanaman seperti itu, dibanyakin Nitrogen (N) pada nutrisinya, 
maka tanaman akan menunjukkan gejala seperti itu.

Keberhasilan fase vegetatif bisa dilihat dari perkembangan ketika mengawali fase generatif. 
Kegagalan fase vegetatif bisa ditunjukan justru saat fase awal generatif, 
misalnya dengan kerontokan bunga, kegagalan penyerbukan sendiri, 
kegagalan pembentukan cluster-cluster bunga selanjutnya (tanaman tomat yang gagal fase vegetatifnya akan susah membentuk cluster bunga di atas 8). 
Timbulnya penyakit busuk pantat pada Tomat penyebab utamanya juga kegagalan fase vegetatif, 
yang menyebabkan ketidak seimbangan Calcium tanaman Tomat saat memasuki fase generatif.

Keberhasilan fase generatif diawali dengan keberhasilan penyerbukan sendiri (90% bunga dalam 1 cluster bisa menjadi buah) menjadi bakal buah, 
pembesaran buah merata dan sempurna, hingga waktu pematangan buah.

- Perbandingan Konvesional dan Hidroponik, ini penhelasan dari Pak Ardy, yaitu
Sebagai perbandingan saja, ambil contoh kasus tanaman Tomat, berdasarkan pengalaman untuk lahan konvensional open field hitungan anggaran yang harus disiapkan untuk pupuk, obat dan perawatan per pohon jatuhnya 2.000 rupiah sampai panen, hasil buah paling 4 kilo per pohon. Sedangkan fertigasi hidro jatuhnya sekitar 8.000 rupiah per pohon sampai panen, dengan hasil sekitar 9 kilo buah per pohon.
Kalau dilihat dari sini memang kelihatan lebih rugi di fertigasi, hasil cuma 2,25 kalinya sedangkan biaya produksi 4 kali lipatnya. Tapi kalau sudah dikonversi dengan memasukkan faktor tenaga kerja maka bedanya jadi jauh Om.
Tenaga kebun di sini harian saja upahnya 50 ribu lho, sama-sama nanem 1.000 pohon misalnya, di lahan konvensional open field butuh minimal 2 orang ngerawat segitu banyak pohon Tomat, dari mulai nyiram tiap hari, metikin Sucker, masang ajir bambu, ngerapiin taneman, membersihkan gulma, memberikan pupuk, penyemprotan obat, dan lain-lain.
Sedangkan di fertigasi ngerawat 1.000 pohon cukup 1 orang saja, nyiram udah di timer, gak usah musingin ngasih pupuk, pemakaian obat juga bisa ditekan hingga setengahnya, gak usah musingin gulma, dan lain-lainnya. 
Kalau sudah begini dihitung total cost produksinya jadi murah fertigasi.

- Alasan Kenapa Pemberian Nutrisi di bagi dua, Dengan Nutrisi Khusus Vegetatif dan Nutrisi Khusus Generatif, yaitu:
Gini Om, makin lama kan orang makin males nih, irit biaya dan tenaga juga. Karena nambah karyawan kebun = nambah biaya produksi pas panen nanti. Kalau Green House masih 10 meter atau 20 meter persegi, nutrisi masih bisa dikontrol manual dari outputnya secara detail per titik, sampai Delivery ke tanaman TDS dapet berapa PPM.
Cuma kalau udah skala industri, luas Green House mulai hektaran, ngontrolnya hanya di bak penampung sama ujung setiap bedengan atas bawah per Green Hose diambil sampel 6 titik saja. Delivery nutrisi outputnya dapet berapa.
Prinsip bikin nutrisi yang sudah dipisahin ini memudahkan atau membuat kita irit tenaga dan biaya. Udah aja dari kecil pakai nutrisi vegetatif, cluster bunga pertama dicabut, sampai muncul cluster bunga kedua baru ganti semua dengan generatif. Jujur Om, tenaga karyawan di kebun kurang memenuhi syarat jika harus dilatih ngukur TDS dan segala macam. Pendidikan mereka ada yang cuma lulus SD. Yang penting air bakunya saja sebelum dicampur nutrisi usahakan pH-nya 6,0.


Penampakan Kebun Hidroponik Tomat milik Pak Ardy, saat baru memindah semaian tomat:


Metan pakai Sekam Bakar campur Cocopeat

Tali tali ajir nya masih belum di rapikan.





Sumber:
1. 
http://www.kaskus.co.id/show_post/55743a601ee5dfb70b8b456a/2525/-
2. http://www.kaskus.co.id/show_post/547ba294bfcb17cb5d8b456d/1707/-
3. http://www.kaskus.co.id/show_post/547f839f9e74043a528b4572/1721/-
4. http://www.kaskus.co.id/show_post/5482ef99d44f9fff598b4575/1733/-
5. http://www.kaskus.co.id/show_post/547ceaf0a1cb173a038b4569/1710/-
6. http://www.kaskus.co.id/show_post/547b0a71a2cb174d028b456e/1705/-
7. http://www.kaskus.co.id/show_post/547aa10ba09a3991568b4578/1701/-

Artikel menarik lain nya untuk pemasangan Sistem Fertigasi, bisa cek situs ini http://humairafarm.blogspot.com/2012/10/system-pemasangan-pipa-fertigasi.html


Semoga bisa membantu. ^_^

Saturday 24 October 2015

Sedikit gambaran tentang prospek industri agro dengan sistem hidroponik

Kali ini saya menulis artikel tentang gambaran prospek bisnis di pertanian hidroponik.
Artikel ini saya ambil dari forum kaskus, tulisan dari agan Marutoklopokoni (Pak Ardy)
( saya edit dan tambahkan beberapa point penting. )
Kebun 1

Kebun 2

Kebun 3

Kebun 4

Sudah dipacking siap ke Supermarket

Silahkan lihat sendiri harga per kilonya ( Rp 80.000/Kg )

Bisa dilihat betapa menjanjikan sekali industri agro jika ditekuni sungguh-sungguh.

Selanjutnya mari kita bahas lebih lanjut, silahkan di simak dengan baik baik.




CASH IN :
Panen 1 (satu) pohon rata-rata 9 kilogram.
Jumlah pohon dalam 1 GH ukuran 10 X 30 meter = 360 pohon.
Hasil panen total : 360 pohon X 9 kilogram = 3.240 kilogram.

Harga jual Indigo ke Gudang Pengepakan teman : Rp. 45.000,- per kilogram.
Harga jual pengepakan teman ke Supermarket : Rp. 60.000,- per kilogram.
Harga jual Supermarket ke End User : Rp. 80.000,- per kilogram (silahkan lihat foto nomor 6).

Uang masuk yang diterima : 3.240 kilogram X Rp. 45.000,- = Rp. 145.800.000,-

CASH OUT :
Biaya bikin GH sederhana dari Bambu ukuran 10 X 30 meter + instalasi Fertigasi sederhana = Rp. 20.000.000,- (jika pertama kali bikin GH)
Biaya Running awal GH yaitu pembelian Polybag + Cocopeat + sekam bakar + pupuk starter awal (ane tambahkan 10 gr pupuk TSP ke tiap Polybag sebagai starter akar) = Rp. 2.500.000,-
Biaya pemeliharaan 1 pohon sampai panen untuk beli benih + nutrisi fertigasi + obat + bayar tenaga yang merawat = Rp. 20.000,- per pohon.
Total biaya pemeliharaan untuk 1 GH : 360 pohon X Rp. 20.000,- = Rp. 7.200.000,-
Total investasi awal + biaya running awal + biaya pemeliharaan = Rp. 20.000.000,- + Rp. 2.500.000,- + Rp. 7.200.000,- = Rp. 29.700.000,-

PROFIT = Cash In - Cash Out = Rp. Rp. 145.800.000, - Rp. 29.700.000, = Rp. 116.100.000,-

Kesimpulannya tidak ada yang sia-sia dari belajar hidroponik, kembangkan hobi agan-agan sekalian sampai siap secara skill dan mental untuk terjun di industri agro.
Kalau butuh  Studi Banding silahkan main ke kebun ane, kita bisa share ilmu. GRATIS !!!

Good luck gan



Ingin belajar sistem Hidroponik Fertigasi, silahkan baca Artikel ini Sistem Fertigasi untuk tanaman Tomat




Catatan:
- GH = Green House adalah Rumah untuk ber cocok tanam yang di buat untuk melindungi tanaman dari serangan beberapa hama.
- Studi Banding, itu artinya jika anda Sudah Punya Kebun Hidroponik, anda bisa membandingkan apa yang kurang dan apa yang lebih di Kebun anda dengan Kebun kepunyaan Pak Andy.
Jadi  Bukan anda yang tidak tahu apa apa, atau hanya tahu dasar hidroponik, terus main ke kebun milik Pak Andy untuk minta di ajari.

Sumber: http://www.kaskus.co.id/show_post/54f88b16108b46c2188b4567/2145/